Joki Cilik Tewas Saat Berlomba Pacuan Kuda, Akademisi Minta KPAI Usut Tuntas -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Joki Cilik Tewas Saat Berlomba Pacuan Kuda, Akademisi Minta KPAI Usut Tuntas

Selasa, 15 Oktober 2019

Ilustrasi. 
Bima, mimbarNTB.com - Pacuan kuda yang digelar di Lingkungan Sambinae Kota Bima, Nusa Tenggara Barat menelan korban. Seorang joki cilik berusia 9 tahun asal Desa Roka Kecamatan Palibelo meninggal saat berlomba di arena berkuda tersebut.

Muhammad Sabila, anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) tidak tertolong ketika terjatuh dari kudanya pada Senin sore, 14 Oktober 2019. Menurut Informasi yang dihimpun, kuda yang ditunggangi Muhammad Sabila dalam pacuan itu mengalami cedera, sehingga keduanya terjatuh.

Akademisi Muhammad Ikbal MPd yang sedang menyelesaikan studi gelar doktor di UNY Jogjakarta menaruh prihatin atas insiden yang menelan korban anak yang masih dibawa umur. Dia pun meminta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengusung tuntas penyebab meninggalnya Muhammad Sabila.

"Buat saya itu bekerja secara struktural tindakan eksploitasi anak itu, yang namanya anak tidak boleh dieksploitasi untuk mendapatkan keutungan perseorang atau kelompok. Tapi kenyataan pada kegiatan pacuan kuda itu sudah melibatkan bukan perorangan saja tapi ini sudah ada keterlibatan lembaga pemerintahan, ini namanya  eksploitasi secara struktural, saya sudah lama mau mengkritik itu cuman belum ada corong aja," kata Akademisi itu pada mimbarNTB.com, Selasa 15 Oktober 2019.

Untuk itu, Muhammad Ikbal yang akrab dipanggil Bucek meminta KPAI untuk menyelidiki kasus tersebut, karena itu sudah menjadi ranahnya KPAI. 

"Itu ada wilayah KPAI yang memiliki kapasitas dan pengetahuan dan kajian bagaimana operasi eksploitasi anak ini bekerja," tegasnya. 

"Anak tidak boleh dieksploitasi, malah harus menunaikan kewajiban kita sebagai kelompok masyarakaat yang mendukung pertumbuhan dan perkembagan mereka. Maka hak-hak itu antara lain Hak mendapat perlindungan dan kasih sayang dalam masyarakat, hak untuk bergaul dan berteman dalam masyarakat, hak untuk dihormati dan dihargai dalam masyarakat, hak untuk memberi pendapat, hak untuk bermain bersama teman, hak untuk memiliki kebebasan memilih teman, hak mendapat pendidikan dan hak untuk mendapat pengetahuan," lanjutnya.  

Dikatakannya, bila KPAI tidak mengusut tuntas kasus tersebut, maka keberpihakan KPAI terhadap anak patut dipertanyakan. 

"Patut dipertanyakan, tapi KPAI saya yakin pasti akan merespon aduan masyarakat terhadap masalah seperti ini," jelasnya. 

Atas insinden tersebut, Bucek meminta pemerintah untuk mengkaji ulang tentang keterlibatan anak terhadap perlombaan pacuan kuda. 

"Yang kita telusuri adalah bagaimana persoalan ini terjadi dan bekerja secara struktural, agar bagaimana kemudian pemerintah daerah mengkaji kembali terhadap keterlibatan anak terhadap kegiatan tersebut. Pemda memberikan perlindungan dalam bentuk regulasi terhadap anak-anak, serta pemerintah memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kewajiban dan hak-hak anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya," harap Akademisi asal Tambora ini. 

Dilansir dari TEMPO.CO Selasa 15 Oktober, Ketua Panitia penyelenggara Pacuan Kuda, Dandim 1608/Bima Letkol Bambang Kurnia Eka Putra membenarkan adanya insiden yang mengakibatkan meninggalnya seorang joki cilik. Menurut dia, korban tertindih oleh kudanya sendiri yang terjatuh dan mengalami cedera pada bagian kepala.

Bambang mengatakan, sesaat setelah jatuh tim medis langsung memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi ke UGD. Namun karena luka yang cukup berat, korban akhirnya dirujuk ke Mataram.

“Tapi kehendak berkata lain, anak kita meninggal di tengah jalan. Kalau tidak salah, di Maronge Sumbawa,” kata Bambang, Selasa 15 Oktober 2019.

Muhammad Sabila dimakamkan pada Selasa 15 Oktober di Desa Roka sekitar pukul 10.00 wita. Bambang memastikan semua kebutuhan pengobatan dan pemakaman korban ditanggung oleh panitia. Santunan belasungkawa juga telah diberikan.

Perwakilan dari Kodim 1608/Bima, diwakili Kasdim bersama Wakil Wali Kota Feri Sofiyan SH bersama jajaran Pemkot langsung menghadiri pemakaman korban. 

“Kejadian ini akan menjadi evaluasi panitia untuk diperbaiki kedepannya,” kata Bambang, Dilansir dari TEMPO.CO.

Perhelatan Pacuan Kuda di Lingkungan Sambinae digelar sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT TNI di Kota Bima. Anggaran acara ini masuk dalam DPA Perubahan Dinas Pariwisata Kota Bima. Sebelumnya telah digelar Pawai Rimpu dan lomba triathlon.(DN)